PELAYANAN PALIATIF DI ERA PANDEMI COVID-19
Narasumber : Dr.Edi Setiawan Tehuteru, SpA(K), MHA
pusat kanker nasional Rumah Sakit Kanker "Dharmais"
"Dalam situasi pandemi seperti ini, setiap detik dan menit itu sangat berharga. Tidak ada seorang pun yang pernah tahu kapan akan dipanggil Tuhan. Oleh karenanya, selagi pasien masih Tuhan berikan napas kehidupan, manfaatkan waktu yang masih tersedia baginya untuk berkomunikasi dengan keluarga dirumah. Semoga semua Unfinishes Business diantara mereka dapat diselesaikan sebelum waktunya Tuhan tiba." (Dr.Edi Setiawan Tehuteru, SpA(K),MHA).
Sejak pandemi COVID-19, paliatif menjadi Trending topic. Badan kesehatan dunia bahkan memasukan pelayanan ini dalam Buku Panduan Tata Laksana Klinis COVID-19 yang dikeluarkan tanggal 27 Mei 2020 yang lalu.
Saya bersyukur diberi kesempatan untuk dapat membantu seorang teman yang positif tertular virus orona. Ia dirawat di salah satu rumah sakit rujukan di Jakarta, sementara istri dan anak laki-lakinya yang sudah terbukti positif tertular virus Corona harus isolasi mandiri dirumah. keluarga ini masih punya anak seorang perempuan, namun sedang kuliah diluar kota dan untuk sementara tidak diizinkan pulang.
Sebelum pasien dibawa ke rumah sakit, bersyukur ada teman lain yang memberikan telepon genggamnya yang sudah lama tidak dipakai dengan harapan pasien dan keluarganya tetap dapat berkomunikasi. Singkat cerita, setelah dilakukan perawatan yang optimal, pasien tidak menunjukan respon yang baik sampai akhirnya harus dimasukkan ke ruang perawatan intensif. Dalam situasi seperti itu, perawat berinisiatif untuk menghubungi keluarga melalui telepon genggam. Saat itu, pasien masih sempat untuk menyampaikan pesan-pesan yang ia ingin sampaikan kepada istri dan anaknya. Tidak ada yang menyangka bahwa itu akan menjadi komunikasi yang terakhir diantara mereka karena setelah beberapa hari di ruang perawatan intensif, pasien meninggal dunia. Menjelang meninggalnya, dokter maupun perawat melihat sepertinya pasien masih ada unfinished business yang harus diselesaikan. Mereka menelepon istri pasien dan meminta agar ia mengatakan sesuatu kepada suaminya. Melalui telepon genggam. Terdengar suara istri pasien yang intinya mengatakan bahwa mereka sudah ikhlas jika suaminya hendak pergi meninggalkan mereka untuk menghadap Tuhan. Sang istri memastikan kepada suaminya bahwa dia dan anak anaknya tidak akan kenapa-kenapa karena pasti ada keluarga dan teman-teman yang menolong.
Saat meninggal, istri dan anaknya tidak dapat berada disamping suaminya. Mereka juga tidak mungkin keluar rumah karena akan menularkan virus Corona kepada orang lain yang ada di sekitarnya. Baju sang suami akhirnya dititipkan kepada kerabat istri untuk dibawa ker rumah sakit. Kerabat ini juga tidak bertemu dengan istri pasien karena baju yang akan dikirim sudah dimasukka kedalam tas dan digantung di depan pintu masuk rumah. Andaikan saja tidak terjadi pandemi COVID-19, dapat dipastikan kerabat ibu ini akan memeluk istri pasien untuk memberi penguatan dan penghiburan kepadanya.